Update Skandal JPEX, 7 Orang Lagi Ditahan — Blockchain Media Indonesia

Telah dilakukan tujuh penangkapan tambahan dan lagi sebuah mobil super telah disita dalam hubungannya dengan dugaan skandal penipuan senilai US$204 juta yang melibatkan JPEX, yang telah mendorong Hong Kong untuk menguatkan regulasi bagi bursa kripto.

Penahanan 7 Orang Baru Atas Skandal JPEX

JPEX dituduh beroperasi sebagai bursa kripto tanpa izin sambil memfasilitasi “aktivitas yang mencurigakan.” Kerugian dari para investor yang tertipu diperkirakan melebihi HK$1,6 miliar (lebih dari US$204 juta).

Diperkirakan jumlah investor yang tertipu sebanyak 1.600 orang dengan kerugian dalam bentuk aset mencapai US$150 juta.

Sedangkan pihak yang ditangkap tidak hanya para petinggi dan mitra JPEX tetapi juga influencer media sosial yang mempromosikan pertukaran mata uang JPEX beserta karyawan internal perusahaan.

Pada hari Kamis (5/10/2023), tujuh penangkapan baru tersebut meningkatkan jumlah total menjadi 27. Pada sore harinya, enam orang ditangkap, termasuk CEO dari perusahaan luar bursa CryptoPARD dan mantan direktur dari perusahaan tersebut, dikutip dari Protos.

Laporan menyebutkan bahwa tiga dari penangkapan ini adalah karyawan dari perusahaan luar bursa, sementara orang keenam tersebut dikabarkan terlibat dalam sindikat penipuan yang terhubung dengan JPEX.

Pada malam yang sama, media lokal melaporkan bahwa seorang pria berusia 31 tahun yang hanya dikenal sebagai ‘Mok’ juga ditangkap.

Sumber-sumber mengatakan bahwa dia terhubung dengan JPEX, tetapi tidak bekerja untuk perusahaan luar bursa. Polisi menyita dan menarik mobil Lamborghini miliknya. Sudan miliknya juga dikatakan sebagai bagian dari hasil kejahatan.

Kepolisian Hong Kong semakin mengumpulkan koleksi mobil super yang disita serta barang-barang mewah seiring berlanjutnya penangkapan.

Polisi menyita dua mobil Porsche pada hari Rabu (4/10/2023), sementara garasi yang berisi mobil-mobil Rolls Royce, Mercedes, dan Bentley menjadi 50 kendaraan yang disita pada bulan Agustus.

Penangkapan terhadap JPEX telah mendorong regulator keuangan Hong Kong untuk membentuk sebuah tim tugas dalam upaya untuk memantau dan memberantas bursa kripto lain yang menunjukkan tanda-tanda aktivitas penipuan serupa. Namun, pihak JPEX telah membantah semua tuduhan yang diajukan oleh pemerintah Hong Kong. [az]

Orang Kaya Simpan Bitcoin, Emas dan Perak, Orang Miskin Simpan Dolar AS — Blockchain Media Indonesia

Inflasi semakin menumpuk keuntungan bagi orang kaya, sebaliknya yang berpenghasilan rendah semakin miskin karena mengandalkan simpanan uang fiat. Demikian petuah baru dari begawan investasi Robert Kiyosaki dalam satu cuitan.

Laman Nasdaq mengutip penjelasan dari penulis buku Rich Dad Poor Dad, bahwa inflasi menjadi momentum penguatan kesenjangan kekayaan dengan merosotnya nilai dolar AS, yang menjadi mata uang utama bagi sebagian besar warga Amerika yang bekerja dan menyimpan uang mereka.

Sebaliknya, Kiyosaki mendapati inflasi justru meningkatkan harga aset nyata yang langka, yang umumnya dimiliki oleh investor kaya sebagai lindung nilai.

“INFLASI membuat ORANG MISKIN & KELAS MENENGAH semakin miskin karena mereka bekerja untuk & menyimpan dolar. Namun INFLASI membuat ORANG KAYA SEMAKIN KAYA. Mengapa? Karena orang kaya saat ini bekerja untuk & menyimpan Emas, Perak, & Bitcoin,” tulis Kiyosaki dalam postingan di X.

Argumen Kiyosaki berputar di sekitar gagasan bahwa inflasi mengikis daya beli tabungan dalam bentuk dolar yang dimiliki oleh segmen masyarakat yang kurang mampu.

Individu-individu ini, yang umumnya mengandalkan uang tunai, melihat nilai nyata tabungan mereka merosot seiring inflasi merajalela.

Sementara itu, mereka yang berada dalam golongan kaya, yang telah mendiversifikasi portofolio mereka menjadi aset alternatif, lebih terlindungi dari depresiasi dolar.

Konsep yang diajukan oleh Kiyosaki berakar pada gagasan bahwa orang kaya semakin kaya selama periode inflasi karena mereka berinvestasi dalam aset yang cenderung menghargai nilainya selama periode tersebut.

Sebaliknya, pekerja kelas dan kelas menengah, yang seringkali tidak memiliki akses ke peluang investasi semacam itu, mengalami penurunan dalam pendapatan riil dan tabungan mereka.

Data terbaru mengenai inflasi di Amerika Serikat mengungkapkan penurunan sedikit, dengan harga konsumen naik sebesar 0,4 persen pada bulan September, dibandingkan dengan kenaikan sebesar 0,6 persen pada bulan Agustus.

Namun, tingkat inflasi tahunan tetap stabil pada 3,7 persen, menunjukkan lingkungan inflasi yang berkelanjutan.

Pandangan Kiyosaki mengenai inflasi sejalan dengan kritik panjangnya terhadap kebijakan Federal Reserve, khususnya pelonggaran kuantitatif, yang dia anggap merugikan bagi para penyimpan dan mereka yang hidup dengan pendapatan tetap. ‘

Menurutnya, solusi terhadap masalah ini adalah mendorong investasi alternatif, terutama logam mulia dan mata uang kripto, sebagai lindung nilai terhadap penurunan nilai dolar.

Kiyosaki memiliki dukungan kuat terhadap Bitcoin, seringkali merujuk padanya sebagai “emas digital.”

Dia melihatnya sebagai lindung nilai terhadap sistem keuangan konvensional dan sebagai simpanan nilai dalam situasi ekonomi yang tidak pasti.

Selain itu, Kiyosaki secara konsisten memprediksi bahwa harga Bitcoin akan terus meningkat, mungkin mencapai US$100,000, atau bahkan $1 juta, dalam kasus krisis ekonomi global. [ab]


Proudly powered by WordPress | Theme: Looks Blog by Crimson Themes.