OpenAI Berniat Membuat AI Chip Sendiri — Blockchain Media Indonesia

Perusahaan yang berkutat dengan Kecerdasan Buatan, OpenAI tengah bersiap melangkah ke produksi chip AI sendiri.

Keputusan berani ini diambil sebagai respons terhadap kelangkaan global chip AI, yang telah menjadi hambatan bagi pengembangan dan inovasi dalam bidang kecerdasan buatan.

Coingabbar melaporkan, keputusan OpenAI untuk menjelajahi produksi chip AI secara internal didorong oleh keinginan untuk mandiri dalam era di mana gangguan rantai pasokan semakin umum terjadi.

Kelangkaan komponen keras khusus dan mahal ini telah menghambat perkembangan penelitian dan aplikasi AI di berbagai industri.

Menurut laporan, OpenAI juga telah mempertimbangkan kemungkinan mengakuisisi sebuah perusahaan yang tidak diungkapkan namanya yang mengkhususkan diri dalam pembuatan chip.

Meskipun belum ada pengumuman resmi terkait akuisisi ini, itu menandakan komitmen OpenAI untuk mengatasi kelangkaan chip AI dan mempercepat proyek-proyeknya.

CEO OpenAI, Sam Altman, secara publik mengungkapkan kekhawatiran terkait dampak buruk kelangkaan chip terhadap perkembangan perusahaan pada awal tahun ini.

Kelangkaan chip AI telah menyebabkan penundaan proyek, mendorong OpenAI untuk menjelajahi solusi alternatif guna memenuhi kebutuhan mendesak.

Dalam upaya mengatasi kelangkaan chip, OpenAI sedang menjelajahi kerja sama yang lebih erat dengan pemasok chip saat ini, yaitu NVIDIA.

Kemitraan ini dapat membantu mengatasi tantangan yang dihadapi oleh keterbatasan ketersediaan chip AI.

Apabila OpenAI melanjutkan rencana untuk memproduksi chip AI sendiri, perusahaan akan bergabung dengan para raksasa industri teknologi seperti Google dan Amazon yang telah melakukan pergeseran serupa ke produksi chip internal.

Permintaan Chip AI Melonjak

Peluncuran ChatGPT oleh OpenAI pada November 2022 memicu lonjakan permintaan untuk chip AI. Seiring dengan berkembangnya kemampuan ChatGPT, begitu juga kebutuhan akan perangkat keras komputasi yang semakin kuat.

Permintaan yang meningkat ini telah menjadi sangat menguntungkan bagi NVIDIA, yang sahamnya mengalami peningkatan yang signifikan.

Perusahaan di berbagai sektor, termasuk perawatan kesehatan, keuangan, dan kendaraan otonom, bersaing untuk membeli pasokan terbatas perangkat keras komputasi yang mahal.

Persaingan sengit untuk chip AI ini menggarisbawahi peran pentingnya dalam pengembangan dan penerapan aplikasi AI. [ab]

Ada Alibaba dan Tencent di Balik Pesaing OpenAI, Duit Mengalir Setara Rp5,4 Triliun — Blockchain Media Indonesia

Duet perusahaan raksasa asal Tiongkok, Alibaba dan Tencent dikabarkan telah bergabung dalam konsorsium startup pesaing OpenAI.

Sebagaimana dilaporkan CNBC, Alibaba dan Tencent turut menjadi penyokong Zhipu, yang baru-baru ini mengumumkan berhasil menggalang dana sebesar lebih dari 2,5 miliar yuan China (sekitar US$341 juta).

Selain kedua perusahaan tersebut, turut serta pendukung ventura terkenal Sequoia dan Hillhouse telah memberikan dukungannya kepada Zhipu, bersama investor korporat terkemuka seperti Xiaomi.

“Zhipu adalah salah satu startup menjanjikan China yang menciptakan model kecerdasan buatan yang dilatih dengan sejumlah besar data yang dapat mendukung berbagai aplikasi,” terang media finansial dalam artikel baru-baru ini.

Pada Agustus, Zhipu merilis chatbot AI generatif berdasarkan modelnya. AI generatif mengacu pada teknologi di mana AI mampu menghasilkan jawaban sebagai tanggapan terhadap perintah pengguna.

“Pernyataan Zhipu tentang para investor datang pada saat pertempuran teknologi antara AS dan China terus meningkat, dengan kecerdasan buatan sebagai fokus utamanya.”

Industri AI dianggap salah satu yang paling menjanjikan di Tiongkok, terutama karena hal itu dapat membantu produksi ekonomi.

Ekonomi terbesar kedua di dunia berencana meningkatkan daya komputasinya sebesar 50 persen pada tahun 2025, yang akan membantu pengembangan aplikasi kecerdasan buatan.

Zhipu merupakan salah satu dari sejumlah startup Tiongkok yang mencoba membantu pertumbuhan industri kecerdasan buatan negara ini. Di mana, banyak perusahaan muda ini didukung oleh raksasa teknologi di Negeri Tirai Bambu.

Baichuan, startup AI lainnya, mengatakan minggu ini telah mengumpulkan sekitar US$300 juta dari investor, termasuk Alibaba dan Tencent.

Namun, Amerika Serikat telah secara aktif membatasi akses Tiongkok ke teknologi pengembangan AI kunci.

Tahun lalu, Amerika Serikat menerapkan aturan yang mencegah Nvidia menjual unit pemrosesan grafis A100 dan H100 terbaiknya ke Tiongkok.

Baru-baru ini, Washington memperluas aturan ini untuk mencakup chip Nvidia tambahan. Unit pemrosesan grafis Nvidia adalah bagian integral dalam melatih model AI yang membutuhkan kemampuan pemrosesan data besar.

Bisa dikatakan, investasi dalam Zhipu adalah indikasi persaingan sengit antara Tiongkok dan Amerika Serikat di bidang kecerdasan buatan.

Saat Zhipu terus mengembangkan dan berinovasi pada model AI-nya, industri akan memantau perkembangannya dengan cermat dalam upaya untuk menantang dominasi OpenAI dan menjadikan dirinya sebagai kekuatan AI global. [ab]

Proudly powered by WordPress | Theme: Looks Blog by Crimson Themes.