FBI Ungkap Jaringan Pencucian Uang Menggunakan Crypto di New York — Blockchain Media Indonesia

Dalam perkembangan yang signifikan, FBI baru-baru ini mengajukan tuntutan terhadap enam individu yang dituduh menjalankan bisnis pengiriman uang crypto tanpa izin yang mencuci dana lebih dari US$30 juta.

Pengungkapan yang mengkhawatirkan ini menegaskan upaya berkelanjutan untuk mengatasi aktivitas ilegal dalam ranah crypto, yang memerlukan langkah-langkah regulasi yang lebih kuat.

FBI Ungkap Jaringan Pencucian Uang 

Berdasarkan laporan Crypto Briefing, individu yang dituduh, yaitu Shaileshkumar Goyani, Brijeshkumar Patel, Hirenkumar Patel, Naineshkumar Patel, Nileshkumar Patel dan Raju Patel, diduga telah berkonspirasi untuk mengirim uang secara ilegal melalui jaringan transfer nilai informal.

Modus operandi mereka melibatkan crypto exchange dengan uang tunai dan mengirimkan uang tunai melalui Layanan Pos AS, semuanya tanpa lisensi negara yang diperlukan atau registrasi federal.

Menurut jaksa penuntut, para pelaku ini dengan sengaja mengirimkan dana yang entah berasal dari aktivitas kriminal atau dimaksudkan untuk mendukung usaha yang melanggar hukum.

Kasus ini terungkap setelah penangkapan seorang informan rahasia yang telah mengemas dan mengirimkan uang tunai atas nama kelompok tersebut selama 18 bulan.

Sebagai bagian dari perjanjian kerjasama, informan ini membantu dalam sekitar 80 pengambilan uang tunai terkendali dengan total US$15 juta.

Salah satu terdakwa dalam kasus ini dengan luar biasa mengklaim telah mengumpulkan US$30 juta dengan menukarkan uang tunai dengan crypto selama tiga tahun.

Dengan luar biasa, dia diduga mengungkapkan kepada seorang agen penyamar bahwa beberapa klien paling menguntungkan baginya adalah peretas dan individu yang terlibat dalam kegiatan narkotika, lebih lanjut menyoroti sifat jahat dari operasinya.

Kasus ini bukanlah insiden terisolasi, ia datang setelah pengumuman sebelumnya oleh FBI tentang Kelompok Lazarus yang berafiliasi dengan Korut.

Menurut FBI, Kelompok Lazarus bertanggung jawab atas pencurian senilai US$41 juta dari platform taruhan olahraga berbasis crypto Stake.com, yang terjadi pada atau sekitar tanggal 4 September.

Pernyataan FBI juga menunjukkan bahwa aktor DPRK ini juga bertanggung jawab atas beberapa pencurian mata uang virtual internasional berprofil tinggi lainnya.

Aktivitas ilegal Kelompok Lazarus jauh melampaui insiden terbaru ini. Dalam tahun ini saja, mereka telah berhasil mencuri lebih dari US$200 juta.

Itu termasuk pencurian besar senilai US$60 juta dalam mata uang virtual dari perusahaan pembayaran Alphapo dan CoinsPaid pada bulan Juli, dan sekitar US$100 juta dalam crypto dari Atomic Wallet pada bulan Juni. [st]

 

Pendiri PayPal Diduga Jadi Informan FBI Sejak 2021 — Blockchain Media Indonesia

Seakan lekat dengan aura kontroversial, nama pendiri PayPal Peter Thiel belum lama ini dituding berperan sebagai informan FBI sejak 2021.

Adalah laman media Insider yang memuat laporan perihal pendiri PayPal, ventura kapitalis, megadonor Partai Republik, dan sosok kontroversial Peter Thiel mungkin seorang informan bagi biro investagasi di Amerika Serikat (FBI).

Insider berbicara dengan beberapa orang yang mengklaim bahwa Thiel menjadi “sumber manusia rahasia” bagi seorang agen berbasis di Los Angeles bernama Johnathan Buma, istilah yang menunjukkan hubungan jangka panjang dengan FBI, yang konon dimulai pada tahun 2021,” tulis media tersebut dalam laporan belum lama ini.

Sementara Thiel dulunya adalah pendukung tingkat tinggi mantan Presiden Donald Trump, yang menjadi subjek dari beberapa penyelidikan FBI, perjanjian ini dikatakan tidak mencakup informasi tentang kontak politik domestik Thiel.

Insider mengklaim bahwa fokusnya justru pada kontak asing dan intrik Silicon Valley, yang mungkin mencakup operasi pengaruh asing dalam industri teknologi.

Thiel tampaknya terbongkar sebagai balas dendam karena tidak berinvestasi dalam startup seorang blogger sayap kanan.

Salah satu sumber Insider adalah Charles Johnson, sosok politik kanan jauh dan blogger yang diakui oleh Insider telah menyebarkan campuran informasi yang akurat dan salah dalam sejarahnya.

Namun, hubungan Johnson dengan Thiel telah dilaporkan sebelumnya, termasuk dalam buku terbaru Kashmir Hill tentang perusahaan startup pengenalan wajah Clearview AI, yang dalam tuntutannya Johnson mengklaim sebagai salah satu pendirinya.

Johnson mengatakan kepada Insider bahwa dia memperkenalkan Thiel kepada Buma, lalu membongkar Thiel karena Johnson merasa dikhianati karena Thiel tidak berinvestasi dalam startup Johnson sendiri, yang seharusnya Thiel lakukan sebagai gantinya.

Menjadi seorang informan jangka panjang akan membuat Thiel berseberangan dengan sebagian Partai Republik, yang semakin bermusuhan terhadap FBI dalam penyelidikan terhadap Trump.

Kendati demikian, Thiel telah mundur dari politik selama pemilihan presiden AS 2024, kabarnya karena ia merasa bahwa Partai Republik lebih fokus pada perang budaya domestik daripada daya saing ekonomi Amerika.

Baik pihak Thiel maupun FBI tidak memberikan komentar kepada Insider mengenai laporan tersebut. [ab]

Proudly powered by WordPress | Theme: Looks Blog by Crimson Themes.